Anda penggemar sate ? belum lengkap kalau belum pernah mencicipi yg satu ini sate BULAYAK, ini adalah salah satu kuliner andalan khas masyarakat Lombok, khususnya kabupaten Lombok Barat , Nusa Tenggara Barat (NTB). Sate BULAYAK, sama seperti sate pada umumnya. Sate Bulayak menggunakan daging Sapi atau daging Ayam , namun lebih terkenal menggunakan Daging Sapi, Tapi bumbunya, benar-benar sangat lezat. Barangkali tanpa sadar Anda akan menghabiskan bumbunya hingga tuntas setelah sate habis dilahap. Bumbu sate Bulayak sangat berbeda dengan bumbu sate ayam, bumbu sate rembiga, bumbu sate sapi, bumbu sate kambing dll.
Sejak dahulu kala Sate memang telah menjadi makanan khas orang Indonesia. Makanan yang identik dengan tusukan dan dibakar ini dapat ditemui hampir di seluruh pelosok Nusantara. Ada beberapa versi yang menjelaskannya tentang asal-usul sate. Tapi versi Withering Populer menyebut makanan ini adalah bentuk lain dari masakan khas Timur Tengah, kebab.
Menurut Vivienne Kruger dalam Balinese Food: The Traditional Cuisine and Food Culture of Bali, sate berasal dari bahasa Tamil, sathai, yang berarti daging. Individualized structure sathai merujuk pada potongan daging berbumbu yang dipanggang di atas tusuk kayu dan dicelupkan ke dalam saus khusus sebelum dimakan.
Orang-orang Tamil terinspirasi dari pengolahan daging kebab khas Turki dari Arab yang dibawa para saudagar Arab ke Asia Selatan. Mereka membawa budaya menyajikan daging itu ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia, selama kurun waktu perdagangan (sekitar abad ke-7 hingga abad ke-14, dan gelombang terbesar terjadi pada abad ke-19). Para pedagang Tamil mengunjungi banyak tempat di Indonesia selama kegiatan dagang mereka. Budaya mengolah daging itu sangat menyebar dan menghasilkan sate, salah satu pengolahan daging asli Indonesia.
"Kepulauan di Indonesia, faktanya memiliki sejumlah besar sate dalam berbagai bentuk dan kombinasi daging, serta spesialisasi sate yang dipengaruhi oleh gaya dan bahan masakan di daerahnya," ujar Kruger.
Bila kita mencari di Google.. khususnya di Indonesia kita sangat mengenal namanya sate padang, sate madura, sate maranggi, sate lilit, dan sebagainya. Jika Anda penggemar makan sate, masukkan SATE Bulayak KHAS LOMBOK dalam daftar menu yang harus Anda cicipi. Dinamakan sate Bulayak khas lombok karena sate ini disajikan bersama Bulayak, lontong khas Lombok yang terbuat dari beras ketan.
Sate bulayak tak begitu berbeda dari sate kebanyakan. Ia berbahan dasar daging ayam, daging sapi, dan jeroan. Daging sapi atau ayam itu dipotong kecil-kecil lalu ditusuk jadi sate. Kekhasan sate ini terdapat pada bulayak, lontong yang dililit dengan daun aren atau enau. Konon, bulayak berarti memutar. Karena cara membukanya terlebih dahulu menekan ujung kulit, lalu diputar.
Bulayak berukuran lebih kecil dibanding lontong biasa. Bentuknya mengerucut. Cara melilitnya sangat unik. Daun dililit secara curved. Untuk membukanya harus dengan gerakan memutar. Bulayak memiliki tekstur lembut dan rasa sangat gurih yang didapat dari penggunaan daun enau sebagai pembungkusnya. Baunya sangat harum. Sangat menggoda selera.
Adapun Bumbu kacang yang disajikan pada sate ini sangat berbeda dari bumbu kacang pada sate yang biasa kita jumpai. Bumbu kacangnya terbuat dari kacang tanah yang disangrai, ditumbuk, lalu direbus bersama santan serta bumbu-bumbu lain seperti ketumbar, jintan, bawang merah, bawang putih, lada, santan kelapa, kemiri, cabai, dan air jeruk nipis agar sate menjadi lebih enak. Rasa bumbu kacangnya mirip bumbu kari dengan lebih menonjolkan rasa pedas yang merupakan ciri khas masakan dari Lombok.
Untuk menikmati sate ini, cukup dengan membuka daun yang melilit bulayak lalu bulayak dicelupkan ke saus kacang. Gurih bulayak dan saus kacang yang pedas menghasilkan kombinasi rasa yang sempurna.
Di balik kelezatan sate Bulayak khas lombok ini, ternyata terbentang sejarah yang panjang. "Pada awalnya, sate bulayak dibuat oleh masyarakat Kecamatan Narmada, Lombok Barat. Sate ini dibuat pada saat odalan (upacara agama umat Hindu) di pura," tulis Eni Harmayani dkk dalam Makanan Tradisional Indonesia Seri 1.
Menurut kepercayaan setempat, seperti dikutip laman resmi Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, sate ini sudah lama dikenal masyarakat dan menjadi bagian dari upacara adat. Tidak seperti sekarang, dahulu sate Bulayak dihidangkan bersama saur (parutan kelapa), kacang kedelai, dan urap jambah. Semua sajian itu disimpan di wadah dulang, lalu ditutupi tebolaq (tutup saji makanan khas Lombok) yang dihiasi kaca cermin dan keke (kerang).
Kaca cermin dan kerang, ungkap L. Pangkat Ali, Pranata Humas Pelaksana Lanjutan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, bermakna peringatan kepada penyantapnya. Kaca cermin mengingatkan agar jangan terlalu kenyang karena bisa menimbulkan penyakit. Diharapkan pula para penyantapnya bersyukur karena makanan itu datang dari Sang Khalik. Sementara kerang mengingatkan kita terhadap kematian.
"Kedua media, antara cermin dan kerang ini memberi peringatan, jangan terlalu banyak makan, apalagi sampai sakit. Akibatnya kematian yang datang menjemput," Kata Ali.
Akibat perkembangan globalisasi, filosofi tadi lambat-laun terkikis dan punah dimakan zaman. Demikian pula dengan kelengkapan menu yang disajikan, tidak lagi selengkap dulu. "Sayur, urap jambah, dan kacang kedelai tidak lagi ditemukan. Yang ada hanya sate dari daging kambing atau sapi, bumbu kuah, cabai hijau, dan bulayak," Kata Ali.
Kendati demikian, sebagai kuliner khas Lombok, sate Bulayak sayang untuk dilewatkan begitu saja. Jika ingin mencicipinya, tak sulit mencarinya di seluruh wilayah Lombok. Para penjual sate Bulayak bisa Anda jumpai di berbagai sudut kota Mataram maupun seputaran wilayah Lombok. Anda juga bisa menemuinya di beberapa objek wisata seperti halaman Pura Lingsar, Taman Narmada, Taman Suranadi, Makam Loang Baloq, Taman Udayana dekat lokasi kampus P4M Mataram hingga Pantai Senggigi, dll..
Jika anda Ke Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat jangan lupa mencicipi sajian menu istimewa ini ya.. Sate BULAYAK.
Baca juga ya blog mengatasi Susah Cari Kerja disini https://pelatihanlombok.blogspot.com/2022/04/susah-cari-kerja.html
Comments